Rabu, 22 Januari 2014

BOLEHKAH KITA MARAH?


Bolehkah kita marah?
Marah bukan merupakan tanda kekuatan dan keberanian ataupun kebenaran seseorang. Sebaliknya marah adalah tanda kelemahan dan sifat penakut seseorang.
Sabda Nabi Muhammad SAW, 
BUKANLAH ORANG KUAT ITU KARENA PUKULAN (BERANI DAN MAMPU MEMUKUL ORANG LAIN), TETAPI SESUNGGUHNYA ORANG YANG KUAT ITU IALAH ORANG YANG DAPAT MENGUASAI DIRINYA KETIKA MARAH.”
Oleh karena itu, mengendalikan marah merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam agama. Kalau kita menganggap shalat itu penting, maka nilai shalat itu akan hilang kalau kita mudah marah. Bukankah shalat itu berfungsi untuk mencegah perbuatan keji dan munkar, sedangkan kekejian dan kemungkaran dapat timbul akibat rasa marah. Karena marah dapat mengakibatkan kita membenci atau menyakiti orang lain.
Orang yang disebut kuat adalah orang yang sabar, sehingga dia mampu mengendalikan marah untuk tidak muncul menjadi perbuatan keji dan mungkar, misalnya: ketika marah dia mengumpat, menghina orang lain, bahkan ada yang melampiaskannya dengan perbuatan keji misalnya menghukum atau menyiksa. Na’udzubillaah.
Lebih hebat lagi kalau seseorang itu rela memaafkan kesalahan orang, maka hatinya akan dingin, penuh dengan kedamaian, dianggapnya kesalahan orang lain itu sebagai pemberian pahala untuknya dan pengurang dosa-dosanya di masa lalu, subhanallah.
Membalas kejahatan orang lain dengan tindakan serupa, kurang manfaatnya bagi kita. Bahkan akan mendatangkan sakit yang berkepanjangan.
Dikisahkan suatu saat Umar Bin Khattab hendak memutuskan suatu perkara hukum, tiba-tiba orang tersebut meludahinya. Ketika itu beliau tidak mau mengeluarkan keputusannya, kata beliau, saya tidak mau memutuskan sesuatu dalam keadaan marah, tunggu sampai pekan depan.
Nabi Muhammad SAW mengingatkan:
TIADALAH SAMA SEORANG YANG MARAH, KECUALI IA TELAH PERGI KE TEPI NERAKA JAHANAM”.
Marah ibarat percikan api yang siap membakar hati manusia. Sorot mata orang yang marah tampak kemerahan, melotot, nanar mengerikan. Sebab urat nadinya menegang, aliran darahnya telah tersambung dengan urat nadi syetan yang tercipta dari api neraka.

maka dari itu mari "Hindari dan jauhilah sifat marah, bersabarlah dan bertawakallah kepada Alloh SWT. Sesungguhnya pada suatu musibah/cobaan pasti ada hikmah dan kasih sayang Alloh SWT".

 

Efek Marah terhadap kesehatan kita:

Saat kita marah, kita mengaktifkan beberapa kelenjar dalam tubuh. Hal ini menyebabkan limpahan adrenalin dan beberapa kawanan hormon stress yang lain.
Efek paling nyata adalah muka kita menjadi merah, tekanan darah menjadi sangat tinggi, nada suara kita menjadi meninggi, pernafasan menjadi cepat dan ngos-ngosan, detak jantung tidak teratur, dan otot-otot di seluruh tubuh menjadi tegang.
Kalau kita sering marah, maka keadaan diatas terjadi terus menerus pada tubuh kita. Akibatnya, masalah-masalah kesehatan jadi timbul pada tubuh kita.
Bagaimana tidak jadi penyakit-penyakit datang, kalau detak jantung selalu cepat dan tidak teratur, disertai otot- otot tubuh yang selalu terus menegang ??
Penyakit-penyakit yang timbul antara lain:
-        Tekanan darah tinggi
-        Stroke
-        Penyakit jantung
-        Maag yang berkepanjangan
-        Sesak nafas
-        Pusing-pusing/sakit kepala yang berkepanjangan
-        Kanker otak
-        Stress yang berujung hilang ingatan
-        dan sebagainya.

Untuk itu sekarang, mari kendalikan amarah kita atau lebih baik tinggalkan perilaku marah kita.

terima kasih, semoga ada manfaatnya bagi kita semua. amiin.

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar