Bolehkah
kita marah?
Marah bukan merupakan tanda
kekuatan dan keberanian ataupun kebenaran seseorang. Sebaliknya marah adalah tanda kelemahan dan sifat penakut
seseorang.
Sabda Nabi Muhammad SAW,
“BUKANLAH
ORANG KUAT ITU KARENA PUKULAN (BERANI DAN MAMPU MEMUKUL ORANG LAIN), TETAPI
SESUNGGUHNYA ORANG YANG KUAT ITU IALAH ORANG YANG DAPAT MENGUASAI DIRINYA
KETIKA MARAH.”
Oleh karena itu,
mengendalikan marah merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam agama. Kalau
kita menganggap shalat itu penting, maka nilai shalat itu akan hilang kalau
kita mudah marah. Bukankah shalat itu berfungsi untuk mencegah
perbuatan keji dan munkar, sedangkan kekejian dan kemungkaran dapat timbul
akibat rasa marah. Karena marah dapat mengakibatkan kita membenci atau
menyakiti orang lain.
Orang yang disebut
kuat adalah orang yang sabar, sehingga dia mampu mengendalikan marah untuk
tidak muncul menjadi perbuatan keji dan mungkar, misalnya: ketika marah
dia mengumpat, menghina orang lain, bahkan ada yang melampiaskannya dengan
perbuatan keji misalnya menghukum atau menyiksa. Na’udzubillaah.
Lebih hebat lagi
kalau seseorang itu rela memaafkan kesalahan orang, maka hatinya akan dingin,
penuh dengan kedamaian, dianggapnya kesalahan orang lain itu sebagai
pemberian pahala untuknya dan pengurang dosa-dosanya di masa lalu, subhanallah.
Membalas kejahatan orang
lain dengan tindakan serupa, kurang manfaatnya bagi kita. Bahkan akan
mendatangkan sakit yang berkepanjangan.
Dikisahkan suatu
saat Umar Bin Khattab hendak memutuskan suatu perkara hukum, tiba-tiba orang
tersebut meludahinya. Ketika itu beliau tidak mau mengeluarkan keputusannya,
kata beliau, saya tidak mau memutuskan sesuatu dalam keadaan marah, tunggu
sampai pekan depan.
Nabi Muhammad SAW
mengingatkan:
“TIADALAH SAMA
SEORANG YANG MARAH, KECUALI IA TELAH PERGI KE TEPI NERAKA JAHANAM”.
Marah ibarat
percikan api yang siap membakar hati manusia. Sorot mata orang yang marah
tampak kemerahan, melotot, nanar mengerikan. Sebab urat nadinya menegang,
aliran darahnya telah tersambung dengan urat nadi syetan yang tercipta dari api
neraka.
maka dari itu mari "Hindari dan jauhilah sifat marah, bersabarlah dan bertawakallah kepada
Alloh SWT. Sesungguhnya pada suatu musibah/cobaan pasti ada hikmah dan kasih sayang
Alloh SWT".
Efek Marah terhadap kesehatan kita:
Saat kita marah, kita
mengaktifkan beberapa kelenjar dalam tubuh. Hal ini menyebabkan limpahan
adrenalin dan beberapa kawanan hormon stress yang lain.
Efek paling nyata adalah
muka kita menjadi merah, tekanan darah menjadi sangat tinggi, nada suara kita
menjadi meninggi, pernafasan menjadi cepat dan ngos-ngosan, detak jantung tidak
teratur, dan otot-otot di seluruh tubuh menjadi tegang.
Kalau kita sering marah,
maka keadaan diatas terjadi terus menerus pada tubuh kita. Akibatnya,
masalah-masalah kesehatan jadi timbul pada tubuh kita.
Bagaimana tidak jadi
penyakit-penyakit datang, kalau detak jantung selalu cepat dan tidak teratur,
disertai otot- otot tubuh yang selalu terus menegang ??
Penyakit-penyakit yang timbul antara lain:
-
Tekanan darah tinggi
-
Stroke
-
Penyakit jantung
-
Maag yang
berkepanjangan
-
Sesak nafas
-
Pusing-pusing/sakit
kepala yang berkepanjangan
-
Kanker otak
-
Stress yang berujung
hilang ingatan
-
dan sebagainya.
terima kasih, semoga ada manfaatnya bagi kita semua. amiin.
Wassalam.